Selasa, 30 Juni 2015

Lesson Study



MAKALAH
PEMBELAJARAN INOVATIF II

“LESSON STUDY”


                            Dosen Pengampu :   Lestariningsih,  S.Pd. M.Pd.
         
 

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2015

KATA PENGANTAR


Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat  menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Sekolah 1, dengan materi LESSON STUDY”.
Di dalam makalah ini, kami membantu mempermudah para siswa untuk menyelesaikan berbagai masalah yang berhubungan dengan perbandingan yang  sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Terutama kepada Ibu Lestariningsih, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Pembelajaran Inovatif II, yang telah menugaskan penyusunan makalah ini.
     Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif guna penyusunan makalah selanjutnya, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa ada sarana yang membangun.
Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi kami selaku penulis khususnya, dan tak lupa bagi pembaca umumnya.

           


Sidoarjo, 21 Maret 2015


                                                                                                                                   
    Penulis




DAFTAR ISI


















I.                   PENDAHULUAN


Selama pendidikan masih ada, maka selama itu pula masalah-masalah tentang pendidikan akan selalu muncul dan orang pun tak akan henti-hentinya untuk terus membicarakan dan memperdebatkan tentang keberadaannya, mulai dari hal-hal yang bersifat fundamental-filsafiah sampai dengan hal–hal yang sifatnya teknis-operasional. Sebagian besar pembicaraan tentang pendidikan terutama tertuju pada bagaimana upaya untuk menemukan cara yang terbaik guna mencapai pendidikan yang bermutu dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang handal, baik dalam bidang akademis, sosio-personal, maupun vokasional.
Salah satu masalah atau topik pendidikan yang belakangan ini menarik untuk diperbincangkan yaitu tentang Lesson Study, yang muncul sebagai salah satu alternatif guna mengatasi masalah praktik pembelajaran yang selama ini dipandang kurang efektif. Seperti dimaklumi, bahwa sudah sejak lama praktik pembelajaran di Indonesia pada umumnya cenderung dilakukan secara konvensional yaitu melalui teknik komunikasi oral. Praktik pembelajaran konvesional semacam ini lebih cenderung menekankan pada bagaimana guru mengajar (teacher-centered) dari pada bagaimana siswa belajar (student-centered), dan secara keseluruhan hasilnya dapat kita maklumi yang ternyata tidak banyak memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran siswa. Untuk merubah kebiasaan praktik pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang berpusat kepada siswa memang tidak mudah, terutama di kalangan guru yang tergolong pada kelompok laggard (penolak perubahan/inovasi). Dalam hal ini, Lesson Study tampaknya dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif guna mendorong terjadinya perubahan dalam praktik pembelajaran di Indonesia menuju ke arah yang jauh lebih efektif.
Dalam tulisan ini, akan dipaparkan secara ringkas tentang apa itu Lesson Study dan bagaimana tahapan-tahapan dalam Lesson Study, dengan harapan dapat memberikan pemahaman sekaligus dapat mengilhami kepada para guru (calon guru) dan pihak lain yang terkait untuk dapat mengembangkan Lesson Study lebih lanjut guna kepentingan peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran siswa.






II.               PEMBAHASAN


2.1   Hakikat Lesson Study


Konsep dan praktik Lesson Study pertama kali dikembangkan oleh para guru pendidikan dasar di Jepang, yang dalam bahasa Jepang-nya disebut dengan istilah kenkyuu jugyo. Adalah Makoto Yoshida, orang yang dianggap berjasa besar dalam mengembangkan kenkyuu jugyo di Jepang. Keberhasilan Jepang dalam mengembangkan Lesson Study tampaknya mulai diikuti pula oleh beberapa negara lain, termasuk di Amerika Serikat yang secara gigih dikembangkan dan dipopulerkan oleh Catherine Lewis yang telah melakukan penelitian tentang Lesson Study di Jepang sejak tahun 1993. Sementara di Indonesia pun saat ini mulai gencar disosialisasikan untuk dijadikan sebagai sebuah model dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran siswa, bahkan pada beberapa sekolah sudah mulai dipraktikkan. Meski pada awalnya, Lesson Study dikembangkan pada pendidikan dasar, namun saat ini ada kecenderungan untuk diterapkan pula pada pendidikan menengah dan bahkan pendidikan tinggi.
Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran. Lesson Study bukan sebuah proyek sesaat, tetapi merupakan kegiatan terus menerus yang tiada henti dan merupakan sebuah upaya untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam Total Quality Management, yakni memperbaiki proses dan hasil pembelajaran siswa secara terus-menerus, berdasarkan data. Lesson Study merupakan kegiatan yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Lesson Study merupakan suatu pendekatan peningkatan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru secara kolaboratif, dengan langkah-langkah pokok merancang pembelajaran untuk mencapai tujuan, melaksanakan pembelajaran, mengamati pelaksanaan pembelajaran tersebut, serta melakukan refleksi untuk mendiskusikan pembelajaran yang dikaji tersebut untuk bahan penyempurnaan dalam  rencana pembelajaran berikutnya. Fokus utama pelaksanaan lesson study adalah aktivitas siswa di kelas, dengan asumsi bahwa aktivitas siswa tersebut terkait dengan aktivitas guru selama mengajar di kelas.

            2.2   Pendapat Para Ahli Mengenai Lesson Study


*      Slamet Mulyana  (2007)  memberikan rumusan tentang Lesson Study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Terkait dengan penyelenggaraan Lesson Study, Slamet Mulyana (2007) mengetengahkan tentang dua tipe penyelenggaraan Lesson Study, yaitu Lesson Study berbasis sekolah dan Lesson Study berbasis MGMP. Lesson Study berbasis sekolah dilaksanakan oleh semua guru dari berbagai bidang studi dengan kepala sekolah yang bersangkutan. dengan tujuan agar kualitas proses dan hasil pembelajaran dari semua mata pelajaran di sekolah yang bersangkutan dapat lebih ditingkatkan. Sedangkan Lesson Study berbasis MGMP merupakan pengkajian tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh kelompok guru mata pelajaran tertentu, dengan pendalaman kajian tentang proses pembelajaran pada mata pelajaran tertentu, yang dapat dilaksanakan pada tingkat wilayah, kabupaten atau mungkin bisa lebih diperluas lagi.
*      Sementara itu, Catherine Lewis (2002) menyebutkan bahwa:
“lesson study is a simple idea. If you want to improve instruction, what could be more obvious than collaborating with fellow teachers to plan, observe, and reflect on lessons? While it may be a simple idea, lesson study is a complex process, supported by collaborative goal setting, careful data collection on student learning, and protocols that enable productive discussion of difficult issues”.
Dalam tulisannya yang lain, Catherine Lewis (2004) mengemukakan pula tentang ciri-ciri esensial dari Lesson Study, yang diperolehnya berdasarkan hasil observasi terhadap beberapa sekolah di Jepang, yaitu:
1.      Tujuan bersama untuk jangka panjang
Lesson study didahului adanya kesepakatan dari para guru tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu jangka panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya tentang: pengembangan kemampuan akademik siswa, pengembangan kemampuan individual siswa, pemenuhan kebutuhan belajar siswa, pengembangan pembelajaran yang menyenangkan, mengembangkan kerajinan siswa dalam belajar, dan sebagainya.


2.      Materi pelajaran yang penting.
Lesson study memfokuskan pada materi atau bahan pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa serta sangat sulit untuk dipelajari siswa.
3.      Studi tentang siswa secara cermat.
Fokus yang paling utama dari Lesson Study adalah pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa, misalnya, apakah siswa menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar, bagaimana siswa bekerja dalam kelompok kecil, bagaimana siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan guru, serta hal-hal lainya yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta kondisi dari setiap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, pusat perhatian tidak lagi hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam mengajar sebagaimana lazimnya dalam sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah.
4.      Observasi pembelajaran secara langsung. 
Observasi langsung boleh dikatakan merupakan jantungnya Lesson Study. Untuk menilai kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak cukup dilakukan hanya dengan cara melihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat dari tayangan video, namun juga harus mengamati proses pembelajaran secara langsung. Dengan melakukan pengamatan langsung, data yang diperoleh tentang proses pembelajaran akan jauh lebih akurat dan utuh, bahkan sampai hal-hal yang detail sekali pun dapat digali. Penggunaan videotape atau rekaman bisa saja digunakan hanya sebatas pelengkap, dan bukan sebagai pengganti.
*      Berdasarkan wawancara dengan sejumlah guru di Jepang, Caterine Lewis mengemukakan bahwa Lesson Study sangat efektif bagi guru karena telah memberikan keuntungan dan kesempatan kepada para guru untuk dapat:
(1) memikirkan secara lebih teliti lagi tentang tujuan, materi tertentu yang akan dibelajarkan kepada siswa,
(2) memikirkan secara mendalam tentang tujuan-tujuan pembelajaran untuk kepentingan masa depan siswa, misalnya tentang arti penting sebuah persahabatan, pengembangan perspektif dan cara berfikir siswa, serta kegandrungan siswa terhadap ilmu pengetahuan,
(3) mengkaji tentang hal-hal terbaik yang dapat digunakan dalam pembelajaran melalui belajar dari para guru lain (peserta atau partisipan Lesson Study),
(4) belajar tentang isi atau materi pelajaran dari guru lain sehingga dapat menambah pengetahuan tentang apa yang harus diberikan kepada siswa,
(5) mengembangkan keahlian dalam mengajar, baik pada saat merencanakan pembelajaran maupun selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran,
(6) membangun kemampuan melalui pembelajaran kolegial, dalam arti para guru bisa saling belajar tentang apa-apa yang dirasakan masih kurang, baik tentang pengetahuan maupun keterampilannya dalam membelajarkan siswa, dan
(7) mengembangkan “The Eyes to See Students” (kodomo wo miru me), dalam arti dengan dihadirkannya para pengamat (obeserver), pengamatan tentang perilaku belajar siswa bisa semakin detail dan jelas.
*      Bill Cerbin & Bryan Kopp mengemukakan bahwa Lesson Study memiliki 4 (empat) tujuan utama, yaitu untuk :
(1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar;
(2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para guru lainnya, di luar peserta Lesson Study
 (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif
 (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.
*      Sementara itu, menurut Lesson Study Project (LSP) beberapa manfaat lain yang bisa diambil dari Lesson Study, diantaranya:
(1) guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya,
(2) guru dapat memperoleh umpan balik dari anggota/komunitas lainnya, dan
(3) guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir dari Lesson Study. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, manfaat yang ketiga ini dapat dijadikan sebagai salah satu Karya Tulis Ilmiah Guru, baik untuk kepentingan kenaikan pangkat maupun sertifikasi guru.

            2.3   Tahapan Lesson Study


Secara umum, tahapan dalam lesson study yang dikemukakan oleh Slamet Mulyana (2007) meliputi tiga, yaitu plan, do, dan see. Secara teknis, ketiga tahap tersebut dipaparkan sebagai berikut:

a.        Plan (perencanaan pembelajaran)
Setelah sebelumnya melakukan telaah kurikulum serta merumuskan tujuan pembelajaran dan tujuan pengembangan siswa, langkah awal dalam rangkaian lesson study adalah merancang pembelajaran untuk mencapai tujuan dalam wujud perangkat pembelajaran, termasuk di antaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kegiatan ini dilakukan secara kolaboratif antara mahasiswa praktikan, dosen pembimbing lapangan, dan guru pamong.
b.        Do (pelaksanaan dan pengamatan pembelajaran)
Langkah ini dimaksudkan untuk melaksanakan pembelajaran di kelas berdasarkan perangkat pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan oleh salah seorang dari mahasiswa praktikan yang terlibat dalam kegiatan perencanaan pembelajaran tersebut.
Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran, dilakukan pula pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran tersebut. Pengamatan ini dilakukan oleh mahasiswa praktikan dalam satu bidang studi yang sama, guru pamong, dan dosen pembimbing lapangan. Pengamatan dapat pula melibatkan mahasiswa/guru dalam bidang studi serumpun maupun bidang studi lain. Pada saat melakukan pengamatan (see), perhatian difokuskan kepada perilaku siswa di kelas (bukan pada aktivitas mengajar guru).
c.         See (refleksi pembelajaran)
Setelah melaksanakan pembelajaran dan mengamatinya, seluruh pihak yang terlibat dalam aktivitas pengamatan melakukan refleksi untuk mendiskusikan pembelajaran yang dikaji tersebut dan menyempurkannya, serta merencanakan pembelajaran berikutnya. Dalam tahap refleksi ini, pembahasan tidak dimaksudkan untuk mengomentari aktivitas guru ketika melaksanakan pembelajaran, melainkan lebih diarahkan pada hasil pengamatan terhadap perilaku siswa selama proses pembelajaran di kelas. Dengan demikian tidak ada komentar terhadap perilaku guru ketika mengajar, namun diharapkan berdasarkan refleksi pengamat terhadap perilaku siswa tersebut, guru model akan dapat merefleksi dirinya sendiri.

Hasil maksimal akan diperoleh apabila ketiga tahap di atas dilaksanakan secara utuh dan berkesinambungan. Melalui kegiatan lesson study ini kelemahan guru model pada setiap tahap pembelajaran yang dilaksanakan dapat diperbaiki dan disempurnakan. Untuk lebih memudahkan pemahaman, tahapan tersebut di atas diilustrasikan pada bagan berikut:

Bagan :   Alur Pelaksanaan Pembelajaran melalui Penerapan Lesson Study


















Text Box: MEMPELAJARI KURIKULUM & MENENTUKAN TUJUAN
a. Mengidentifikasi tujuan jangka panjang pendidikan dan tujuan pengembangan diri siswa.
b. Mempelajari kurikulum, standar kompetensi, dan kompetensi dasar yang akan dipelajari

Text Box: 3. MELAKUKAN DISKUSI DAN REFLEKSI (SEE)
1) terlebih dulu guru model menceritakan proses pelaksanaan pembelajarannya, 
2) pengamat berbagi informasi mengenai pembelajaran yang diamati, 
3) pengamat menggunakan informasi untuk menjelaskan bagaimana siswa berpikir, belajar, berpartisipasi, dan berperilaku, 
4) pengamat mempertanyakan sejauhmana tujuan pembelajaran dan pengembangan diri siswa telah diupayakan secara maksimal pencapaiannya,
5) bersama-sama mendiskusikan kekuatan dan kelemahan pelaksanaan pembelajaran,
6) bersama-sama menyimpulkan hasil dan mengusulkan rekomendasi untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.






Text Box: 1. MERANCANG PEMBELAJARAN (PLAN)
a. Memilih dan merevisi rangkaian pembelajaran yang dikaji
b. Merancang pembelajaran, meliputi:
1) tujuan jangka panjang,
2) perkiraan mengenai apa yang dipikirkan peserta didik,
3) rancangan mengenai bagaimana teknik pengumpulan informasi,
4) RPP yang akan diterapkan,
5) bahan ajar, media pembelajaran, serta sarana-prasarana lain sebagaimana yang ditulis dalam RPP
6) rasional mengapa memilih pendekatan metode, strategi, bahan ajar, media, serta instrumen evaluasi itu.











Text Box: 2. MELAKSANAKAN DAN MENGAMATI PEMBELAJARAN (DO)
1) Salah seorang mahasiswa praktikan bertindak sebagai guru model melaksanakan pembelajaran sesuai rancangan/skenario yang telah dibuat bersama.
2) Sementara guru model melaksanakan pembelajaran, mahasiswa praktikan lain sebidang studi, dosen pembimbing, guru pamong,  mahasiswa/guru bindang studi serumpun atau bidang studi lain, mengamati dan mengumpulkan informasi mengenai kegiatan siswa di kelas (meliputi aktivitas dalam berpikir, belajar, berpartisipasi, dan berperilaku).
 

































Sedangkan Bill Cerbin dan Bryan Kopp dari University of Wisconsin mengetengahkan enam tahapan dalam Lesson Study, yaitu:
1.      Form a Team: membentuk tim sebanyak 3-6 orang yang terdiri guru yang bersangkutan dan pihak-pihak lain yang kompeten serta memilki kepentingan dengan Lesson Study.
2.      Develop Student Learning Goals: anggota tim memdiskusikan apa yang akan dibelajarkan kepada siswa sebagai hasil dari Lesson Study.
3.      Plan the Research Lesson: guru-guru mendesain pembelajaran guna mencapai tujuan belajar dan mengantisipasi bagaimana para siswa akan merespons.
4.      Gather Evidence of Student Learning: salah seorang guru tim melaksanakan pembelajaran, sementara yang lainnya melakukan pengamatan, mengumpulkan bukti-bukti dari pembelajaran siswa.
5.      Analyze Evidence of Learning: tim mendiskusikan hasil dan menilai kemajuan dalam pencapaian tujuan belajar siswa
6.      Repeat the Process: kelompok merevisi pembelajaran, mengulang tahapan-tahapan mulai dari tahapan ke-2 sampai dengan tahapan ke-5 sebagaimana dikemukakan di atas, dan tim melakukan sharing atas temuan-temuan yang ada.

 

2.4   Manfaat Lesson Study


Lesson study memberikan banyak hal yang menurut para peneliti dianggap efektif dalam mengubah praktik mengajar guru seperti penggunaan materi pembelajaran yang konkrit untuk memfokuskan pada permasalahan agar lebih bermakna, mengambil konteks pembelajaran dan pengalaman guru yang eksplisit, dan juga memberikan dukungan pada guru dalam hubungan sejawat. Dengan kata lain, lesson study memberikan banyak kesempatan kepada para guru untuk membuat bermakna ide-ide pendidikan dalam praktik mengajar mereka, untuk mengubah perspektif mereka tentang pembelajaran, dan untuk belajar mengamati praktik mengajar mereka dari perspektif siswa. Dalam lesson study, kita melihat apa yang terjadi dalam pembelajaran lebih objektif dan itu membantu kita memahami ide-ide penting tanpa harus lebih memperhatikan isu-isu lain dalam kelas kita” (Murata & Takahashi, 2002).
Menurut Lewis (Akihito Takashi, 2006), lesson study mempromosikan dan mengelola kerja kolaboratif antar guru dengan memberi dukungan dan intervensi sistematik. Selama lesson study, para guru berkolaborasi untuk:

o        merumuskan tujuan-tujuan jangka panjang untuk pengembangan dan belajar siswa;
o        merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang berdasar pada penelitian dan observasi untuk mengaplikasikan tujuan-tujuan jangka panjang ke dalam praktek-praktek kelas untuk isi-isi akademik khusus;
o        mengobservasi secara hati-hati tingkat belajar siswa, keterlibatan mereka, dan perilaku mereka selama pembelajaran;
o        melaksanakan diskusi setelah pembelajaran bersama kelompok kolaboratif mereka untuk mendiskusikan dan merevisi pembelajaran yang sesuai.

2.5   Bagaimana Mengatasi Kendala?


Berbagai kendala yang mungkin dihadapi ketika mengimplementasikan lesson study di antaranya adalah adanya persepsi yang keliru tentang lesson study, penyusunan jadwal, pendanaan, setting kelas, dan pendokumentasian. Untuk menghindari adanya kesalahan persepsi tentang lesson study, pada tahap perencanaan perlu diadakan penyamaan persepsi antaranggota kelompok bahwa lesson study lebih dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan bukan untuk menilai guru. Menyusun jadwal, baik untuk pertemuan koordinasi persiapan pelaksanaan, pelaksanaan lesson study itu sendiri, maupun untuk melaksanakan refleksi dan menyusun temuan, yang melibatkan 4 – 6 guru, tidaklah mudah. Itulah sebabnya pelibatan kepala sekolah sejak awal perencanaan lesson study sangat penting. Kepala sekolah perlu dilibatkan terutama karena perannya sebagai decision maker di sekolah. tidak hanya untuk mendapatkan kemudahan dalam pengaturan jadwal, tetapi juga diharapkan kepala sekolah memberikan dukungannya dalam bentuk pendanaan untuk pelaksanaan setiap kegiatan dalam lesson study. Kesepakatan tentang jadwal, pendanaan, dan “aturan main” dari awal akan menghindari masalah yang tidak diinginkan.





III.            PENUTUP


Memperhatikan pengertian dan tahapan-tahapan lesson study seperti tersebut di atas, diyakini bahwa akan terjadi proses pembelajaran dari dan untuk sesama guru anggota lesson study, sehingga secara langsung maupun tidak langsung akan dapat meningkatkan kompetensi guru anggota lesson study.
Melalui kegiatan diskusi, baik sewaktu penyamaan persepsi tentang lesson study, penentuan materi pokok, pemilihan metode dan media, maupun dalam tahap refleksi, setiap guru anggota tim harus belajar menyampaikan pendapat, beradu argumen, memperhatikan pendapat orang lain, dan menghormati keputusan hasil diskusi. Secara tidak langsung, kegiatan ini akan meningkatkan kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial anggota tim. Sedangkan kesempatan anggota tim untuk secara bersama-sama mengindentifikasi masalah-masalah pembelajaran yang biasanya dihadapi, mencari solusi, merencanakan pembelajaran untuk materi tertentu, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi proses maupun hasil pembelajaran, secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi professional para guru anggota tim.
Karena kegiatan pembelajaran sesama guru melalui lesson study ini di Indonesia relatif masih baru, maka evaluasi terhadap efektifitasnya, khususnya dampak kegiatan terhadap peningkatan kompetensi guru, masih mutlak diperlukan. Jika kegiatan lesson study terbukti secatra signifikan dapat meningkatkan kompetensi guru, maka kegiatan akan ini dapat direkomendasikan sebagai bentuk kegiatan untuk mengembangkan kompetensi guru.












DAFTAR PUSTAKA


Bill Cerbin & Bryan Kopp. A Brief Introduction to College Lesson StudyLesson Study Project. online: http ://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm
Catherine Lewis (2004) Does Lesson Study Have a Future in the United States?. Online: sowi-online.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm
Lesson Study Research Group online: tc.edu/lessonstudy/whatislessonstudy.html
Slamet Mulyana. 2007. Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat
Wikipedia.2007. Lesson Study. en.wikipedia.org/wiki/Lesson_study